JANJI DI BAWAH HUJAN Bab 1: Pertemuan Tak Sengaja Hujan sore itu turun tanpa aba-aba, seperti perasaan yang datang diam-diam tanpa permisi. Alya berlari kecil dari halte menuju toko buku tua di sudut jalan, tempat ia biasa mencari pelarian dari dunia yang terlalu berisik. Rambutnya basah, jaketnya tipis, tapi wajahnya tetap tenang—seperti sudah terbiasa dengan badai, baik yang di langit maupun di hati. Saat ia mendorong pintu kayu toko itu, terdengar suara lonceng kecil. Aroma buku lama dan kopi instan menyambutnya seperti pelukan hangat. Tapi yang paling mengejutkan bukan aroma, melainkan orang yang sedang berdiri di lorong fiksi: seorang pria dengan payung di tangan, dan senyum kecil yang tak sengaja muncul saat mata mereka bertemu. “Maaf,” kata pria itu sambil mundur satu langkah, “aku sedang mencari buku... tapi malah menemukan seseorang.” Alya mengangkat alis. “Itu kalimat gombal atau kamu benar-benar tersesat?” Pria itu tertawa ringan. “Mungkin ke...
Komentar
Posting Komentar